ROUTING JARINGAN KOMPUTER
Konfigurasi Dan Vertifikasi RIP
1.
Menunjukkan proses routing yang sedang
berjalan di router.
2.
Timers yang sedang berjalan termasuk
waktu update selanjutnya (10 detik).
3.
Fungsi filetering untuk update yang
akan diterima atau dikirimkan. Redistributing pada contoh diatas menunjukkan
rip, sehingga router menggunaikan routing rip untuk menerima dan mengirim
update.
4.
Menunjukkan interface yang digunakan
untuk mengirim dan menerima update rip, serta versi rip yang digunakan.
5.
Automatic is in effect menunjukkan
bahwa router tsb melakukan summarizing to the classful network boundary.
Maximum path : 4 menunjukkan how many equal-cost router RIP will use to send
traffic to the same destination.
6.
Menunjukkan Classful network address
dikonfigurasikan pada router rip.
7.
Menunjukkan RIP neighbors dimana
router menerima update, termasuk next-hop IP Address dan Administrative
Distance. Untuk last update menunjukkan waktu update terakhir. Distance
menunjukkan nilai AD = 120 -> RIP.
8.
Perintah show
ip protocols dapat digunakan untuk mem-verifikasi bahwa rute yang
diterima RIP tetangga ada dalam table routing. Output
dari perintah show ip route dapat memberi informasi
tentang penggunaan routing protokol RIP yang ditandai dengan “R”. Dibawah ini
adalah code atau perintah Verifikasi RIP dengan Ip Show route dan
perintah debug .
Dibawah ini adalah code nya :
R1#show
ip route
Codes:
C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D -
EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1
- OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1
- OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i -
IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
* -
candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P -
periodic downloaded static route
Gateway
of last resort is not set
C
192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C
192.168.2.0/24 is directly connected, Serial0/0/0
R
192.168.3.0/24 [120/1] via 192.168.2.2, 00:00:04, Serial0/0/0
R
192.168.4.0/24 [120/1] via 192.168.2.2, 00:00:04, Serial0/0/0
R
192.168.5.0/24 [120/2] via 192.168.2.2, 00:00:04, Serial0/0/0
R1#
R2#show
ip route
<Output
omitted>
R
192.168.1.0/24 [120/1] via 192.168.2.1, 00:00:22, Serial0/0/0
C
192.168.2.0/24 is directly connected, Serial0/0/0
C
192.168.3.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C
192.168.4.0/24 is directly connected, Serial0/0/1
R
192.168.5.0/24 [120/1] via 192.168.4.1, 00:00:23, Serial0/0/1
R2#
R3#show
ip route
<Output
omitted>
R
192.168.1.0/24 [120/2] via 192.168.4.2, 00:00:18, Serial0/0/1
R
192.168.2.0/24 [120/1] via 192.168.4.2, 00:00:18, Serial0/0/1
R
192.168.3.0/24 [120/1] via 192.168.4.2, 00:00:18, Serial0/0/1
C
192.168.4.0/24 is directly connected, Serial0/0/1
C
192.168.5.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
R3#
R1#debug
ip rip
R1#RIP:
received v1 update from 192.168.2.2 on Serial0/0/0
192.168.3.0
in 1 hops
192.168.4.0
in 1 hops
192.168.5.0
in 2 hops
RIP:
sending v1 update to 255.255.255.255 via FastEthernet0/0 (192.168.1.1)
RIP:
build update entries
network
192.168.2.0 metric 1
network
192.168.3.0 metric 2
network
192.168.4.0 metric 2
network
192.168.5.0 metric 3
RIP:
sending v1 update to 255.255.255.255 via Serial0/0/0 (192.168.2.1)
RIP:
build update entries
network
192.168.1.0 metric 1
Exterior Routing Protocol
Pada
dasarnya internet terdiri dari beberapa Autonomous
System yang saling berhubungan satu sama lain dan untuk menghubungkanAutonomous Systemdengan Autonomous System yang lainnya makaAutonomous Systemmenggunakan exterior routing protocol
sebagai pertukaran informasi routingnya.
·
Exterior
Gateway Protocol (EGP) merupakan protokol yang
mengumumkan kepada Autonomous System yang
lain tentang jaringan yang berada dibawahnya maka jika sebuah Autonomous System ingin berhubungan dengan
jaringan yang ada dibawahnya maka mereka harus melaluinya sebagai router utama.
akan tetapi kelemahan protokol ini tidak bisa memberikan rute terbaik untuk
pengiriman paket data.
·
Border Gateway Protocol (BGP).
Protocol ini sudah dapat memilih rute terbaik yang digunakan pada ISP besar
yang akan dipilih.
Karakteristik Protokol Routing IGP dan EGP
IGP
digunakan untuk routing dalam satu domain routing, jaringan-jaringan itu berada
dalam kontrol dari satu organisasi. Sistem otonom umumnya terdiri dari banyak
jaringan individu milik perusahaan, sekolah, dan lembaga lainnya. Sebuah IGP
digunakan untuk rute dalam sistem otonom, dan juga digunakan untuk rute dalam
jaringan individu sendiri. Sebagai contoh, CENIC mengoperasikan sistem otonom
terdiri dari sekolah, akademi, dan universitas California. CENIC menggunakan
IGP untuk rute dalam sistem otonom dalam rangka untuk menghubungkan semua
lembaga tersebut. Setiap lembaga pendidikan juga menggunakan IGP mereka sendiri
memilih untuk rute dalam jaringan individu sendiri. IGP yang digunakan oleh
setiap entitas menyediakan penentuan jalur terbaik dalam domain routing
sendiri, seperti IGP yang digunakan oleh CENIC menyediakan rute jalan terbaik
dalam sistem otonom itu sendiri. IGP untuk IP antara lain RIP, IGRP, EIGRP,
OSPF, dan IS-IS.
Protokol
routing, dan lebih khusus algoritma yang digunakan oleh protokol routing,
menggunakan metrik untuk menentukan jalur terbaik ke jaringan. Metrik yang
digunakan oleh routing protokol RIP adalah hop count, yang merupakan jumlah
router yang harus melintasi sebuah paket dalam mencapai jaringan lain. OSPF
menggunakan bandwidth untuk menentukan jalur terpendek.
EGP
di sisi lain, dirancang untuk digunakan antara sistem otonomi yang berbeda yang
berada di bawah kontrol administrasi yang berbeda. BGP adalah EGP satu-satunya
saat ini dan merupakan protokol routing yang digunakan oleh Internet. BGP
adalah protokol vektor jalan yang dapat menggunakan atribut yang berbeda untuk
mengukur rute. Pada tingkat ISP, ada banyak masalah yang lebih penting dari
sekedar memilih jalan tercepat. BGP biasanya digunakan antara ISP dan
kadang-kadang antara perusahaan dan ISP. BGP bukan bagian dari kursus ini atau
CCNA, melainkan tercakup dalam CCNP.
Konfigurasi Dan Vertivikasi BGP
1. Pertama kali kita akan melakukan iBGP peering antara R1 dan R2 :
2. setelah dilakukan konfigurasi seperti diatas, nanti akan ada
notifikasi bahwa BGP dari neighbor lawan sudah up,
3.
untuk melihat status bgp sudah running atau belum, ketik
perintah sh ip bgp summ
4.
tampilan diatas artinya, BGP dengan neighbor 12.12.12.2 (R2)
kondisinya sudah “up” selama 2 menit 4 detik.
5. Selanjutnya lakukan eBGP peering antara R2 dan R3 :
6.
Yang membedakan konfigurasi iBGP dan eBGP adalah pada setting
konfigurasi remote-as berbeda dengan BGP as number.
selanjutnya bisa di verifikasi dengan perintah sh ip bgp summ :
selanjutnya bisa di verifikasi dengan perintah sh ip bgp summ :
7.
Pada tampilan diatas, kondisi sh ip bgp summ yang
pertama, muncul kondisi neighbor arah 23.23.23.3 dalam kondisi active. Hal ini menandakan peering BGP antara kedua
router adjacencies, normalnya adalah terdapat angka di bawah prefix (meskipun
tampilnya hanya 0).
8.
selanjutnya kita advertise ip loopback R3 ke dalam BGP, dengan
command,lihat sekali lagi di R2
9.
Pada prefix di neighbor 23.23.23.2, prefix sudah berubah menjadi
1. hal ini berarti ada network yang sudah di advertised ke dalam BGP sebanyak 1
network. untuk melihat ip berapa yang masuk ke dalam network, dengan cara,
eBGP Multihop
1.
eBGP Multihop ini digunakan saat peering antara 2 router eBGP
menggunakan interface loopback sebagai IP neighbor nya.
coba kita simulasikan lagi,
coba kita simulasikan lagi,
2.
hal pertama yang dilakukan adalah menghapus konfigurasi BGP
antara R2 dan R3, begitu juga IP Address network yang ada di R3, karena
nantinya IP Address network ini akan digunakan sebagai peering BGP.
3.
dan ditambahkan IP Address Loopback1 di R3, yang nanti digunakan
sebagai IP network.
4.
selanjutnya tambahkan routing IGP, agar loopback bisa saling
berkomunikasi.
5.
Lanjutkan dengan menambahkan konfigurasi eBGP di R2 dan R3,
tetapi kali ini menggunakan IP Loopback di masing-masing interface sebagai
peering eBGP.
6.
advertise ip 33.33.33.33 (R3 – Lo1.
7.
Command eBGP multihop diatas digunakan karena menggunakan IP
interface Loopback, hop yang dilewat adalah sebanyak 2 hop, yaitu dari R2 –>
R3 interface S0/0 —> R3 interface loopback 0
command ebgp-multihop default hop count nya adalah 255
command ebgp-multihop default hop count nya adalah 255
8.
Selanjutnya kita verify lagi hasil konfigurasi diatas dari R2,
9.
San setelah kita lakukan sh ip route dan ping hasil nya juga
succeed
BGP Next-Hop-Self
1.
Sekarang Lanjutkan verifikasi routing BGP dari R1,
2.
Dari tampilan diatas, ada prefix
berjumlah 1. untuk melihat prefix tersebut dari ip berapa, commandnya sh ip bgp
3.
Ternyata
benar, IP yang masuk kedalam BGP routing adalah R3, tetapi saat kita ping ke
arah ip tersebut hasilnya masih, Hal ini terjadi, dikarenakan next hop ip
address untuk ke network 33.33.33.33 adalah dari 3.3.3.3 (R3). untuk
memperbaiki kesalahan ini, cukup menambahkan command next-hop-self pada R2.
4.
Setelah di verify lagi, ada perubahan pada next ip address
menjadi 2.2.2
5.
Coba ping ke network 33.33.33.33 hasilnya,
0 comments: