ROUTING JARINGAN KOMPUTER

7:41 PM Unknown 0 Comments



Konfigurasi Dan Vertifikasi RIP
 

1.    Menunjukkan proses routing yang sedang berjalan di router.
2.    Timers yang sedang berjalan termasuk waktu update selanjutnya (10 detik).
3.    Fungsi filetering untuk update yang akan diterima atau dikirimkan. Redistributing pada contoh diatas menunjukkan rip, sehingga router menggunaikan routing rip untuk menerima dan mengirim update.
4.    Menunjukkan interface yang digunakan untuk mengirim dan menerima update rip, serta versi rip yang digunakan.
5.    Automatic is in effect menunjukkan bahwa router tsb melakukan summarizing to the classful network boundary. Maximum path : 4 menunjukkan how many equal-cost router RIP will use to send traffic to the same destination.
6.    Menunjukkan Classful network address dikonfigurasikan pada router rip.
7.    Menunjukkan RIP neighbors dimana router menerima update, termasuk next-hop IP Address dan Administrative Distance. Untuk last update menunjukkan waktu update terakhir. Distance menunjukkan nilai AD = 120 -> RIP.

8.    Perintah show ip protocols dapat digunakan untuk mem-verifikasi bahwa rute yang diterima RIP tetangga ada dalam table routing.  Output dari perintah show ip route dapat memberi informasi tentang penggunaan routing protokol RIP yang ditandai dengan “R”. Dibawah ini adalah code atau perintah Verifikasi RIP dengan Ip Show route dan perintah debug .

Dibawah ini adalah code nya : 
R1#show ip route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
C 192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial0/0/0
R 192.168.3.0/24 [120/1] via 192.168.2.2, 00:00:04, Serial0/0/0
R 192.168.4.0/24 [120/1] via 192.168.2.2, 00:00:04, Serial0/0/0
R 192.168.5.0/24 [120/2] via 192.168.2.2, 00:00:04, Serial0/0/0
R1#
R2#show ip route
<Output omitted>
R 192.168.1.0/24 [120/1] via 192.168.2.1, 00:00:22, Serial0/0/0
C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial0/0/0
C 192.168.3.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.4.0/24 is directly connected, Serial0/0/1
R 192.168.5.0/24 [120/1] via 192.168.4.1, 00:00:23, Serial0/0/1
R2#
R3#show ip route
<Output omitted>
R 192.168.1.0/24 [120/2] via 192.168.4.2, 00:00:18, Serial0/0/1
R 192.168.2.0/24 [120/1] via 192.168.4.2, 00:00:18, Serial0/0/1
R 192.168.3.0/24 [120/1] via 192.168.4.2, 00:00:18, Serial0/0/1
C 192.168.4.0/24 is directly connected, Serial0/0/1
C 192.168.5.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
R3#
R1#debug ip rip
R1#RIP: received v1 update from 192.168.2.2 on Serial0/0/0
192.168.3.0 in 1 hops
192.168.4.0 in 1 hops
192.168.5.0 in 2 hops
RIP: sending v1 update to 255.255.255.255 via FastEthernet0/0 (192.168.1.1)
RIP: build update entries
network 192.168.2.0 metric 1
network 192.168.3.0 metric 2
network 192.168.4.0 metric 2
network 192.168.5.0 metric 3
RIP: sending v1 update to 255.255.255.255 via Serial0/0/0 (192.168.2.1)
RIP: build update entries
network 192.168.1.0 metric 1

Exterior Routing Protocol

Pada dasarnya internet terdiri dari beberapa Autonomous System yang saling berhubungan satu sama lain dan untuk menghubungkanAutonomous Systemdengan Autonomous System yang lainnya makaAutonomous Systemmenggunakan exterior routing protocol sebagai pertukaran informasi routingnya.
·         Exterior Gateway Protocol (EGP) merupakan protokol yang mengumumkan kepada Autonomous System yang lain tentang jaringan yang berada dibawahnya maka jika sebuah Autonomous System ingin berhubungan dengan jaringan yang ada dibawahnya maka mereka harus melaluinya sebagai router utama. akan tetapi kelemahan protokol ini tidak bisa memberikan rute terbaik untuk pengiriman paket data.
·         Border Gateway Protocol (BGP). Protocol ini sudah dapat memilih rute terbaik yang digunakan pada ISP besar yang akan dipilih.

Karakteristik Protokol Routing IGP dan EGP

IGP digunakan untuk routing dalam satu domain routing, jaringan-jaringan itu berada dalam kontrol dari satu organisasi. Sistem otonom umumnya terdiri dari banyak jaringan individu milik perusahaan, sekolah, dan lembaga lainnya. Sebuah IGP digunakan untuk rute dalam sistem otonom, dan juga digunakan untuk rute dalam jaringan individu sendiri. Sebagai contoh, CENIC mengoperasikan sistem otonom terdiri dari sekolah, akademi, dan universitas California. CENIC menggunakan IGP untuk rute dalam sistem otonom dalam rangka untuk menghubungkan semua lembaga tersebut. Setiap lembaga pendidikan juga menggunakan IGP mereka sendiri memilih untuk rute dalam jaringan individu sendiri. IGP yang digunakan oleh setiap entitas menyediakan penentuan jalur terbaik dalam domain routing sendiri, seperti IGP yang digunakan oleh CENIC menyediakan rute jalan terbaik dalam sistem otonom itu sendiri. IGP untuk IP antara lain RIP, IGRP, EIGRP, OSPF, dan IS-IS.
Protokol routing, dan lebih khusus algoritma yang digunakan oleh protokol routing, menggunakan metrik untuk menentukan jalur terbaik ke jaringan. Metrik yang digunakan oleh routing protokol RIP adalah hop count, yang merupakan jumlah router yang harus melintasi sebuah paket dalam mencapai jaringan lain. OSPF menggunakan bandwidth untuk menentukan jalur terpendek.
EGP di sisi lain, dirancang untuk digunakan antara sistem otonomi yang berbeda yang berada di bawah kontrol administrasi yang berbeda. BGP adalah EGP satu-satunya saat ini dan merupakan protokol routing yang digunakan oleh Internet. BGP adalah protokol vektor jalan yang dapat menggunakan atribut yang berbeda untuk mengukur rute. Pada tingkat ISP, ada banyak masalah yang lebih penting dari sekedar memilih jalan tercepat. BGP biasanya digunakan antara ISP dan kadang-kadang antara perusahaan dan ISP. BGP bukan bagian dari kursus ini atau CCNA, melainkan tercakup dalam CCNP.

Konfigurasi Dan Vertivikasi BGP

 

1.      Pertama kali kita akan melakukan iBGP peering antara R1 dan R2 : 


2.       setelah dilakukan konfigurasi seperti diatas, nanti akan ada notifikasi bahwa BGP dari neighbor lawan sudah up,


3.      untuk melihat status bgp sudah running atau belum, ketik perintah sh ip bgp summ


4.      tampilan diatas artinya, BGP dengan neighbor 12.12.12.2 (R2) kondisinya sudah “up” selama 2 menit 4 detik.
5.     Selanjutnya lakukan eBGP peering antara R2 dan R3 :



6.      Yang membedakan konfigurasi iBGP dan eBGP adalah pada setting konfigurasi remote-as berbeda dengan BGP as number.
selanjutnya bisa di verifikasi dengan perintah sh ip bgp summ :


7.      Pada tampilan diatas, kondisi sh ip bgp summ yang pertama, muncul kondisi neighbor arah 23.23.23.3 dalam kondisi active. Hal ini menandakan peering BGP antara kedua router adjacencies, normalnya adalah terdapat angka di bawah prefix (meskipun tampilnya hanya 0).
8.      selanjutnya kita advertise ip loopback R3 ke dalam BGP, dengan command,lihat sekali lagi di R2


9.      Pada prefix di neighbor 23.23.23.2, prefix sudah berubah menjadi 1. hal ini berarti ada network yang sudah di advertised ke dalam BGP sebanyak 1 network. untuk melihat ip berapa yang masuk ke dalam network, dengan cara,

eBGP Multihop
1.      eBGP Multihop ini digunakan saat peering antara 2 router eBGP menggunakan interface loopback sebagai IP neighbor nya.
coba kita simulasikan lagi,
2.      hal pertama yang dilakukan adalah menghapus konfigurasi BGP antara R2 dan R3, begitu juga IP Address network yang ada di R3, karena nantinya IP Address network ini akan digunakan sebagai peering BGP.
3.      dan ditambahkan IP Address Loopback1 di R3, yang nanti digunakan sebagai IP network.
4.      selanjutnya tambahkan routing IGP, agar loopback bisa saling berkomunikasi.
5.      Lanjutkan dengan menambahkan konfigurasi eBGP di R2 dan R3, tetapi kali ini menggunakan IP Loopback di masing-masing interface sebagai peering eBGP.
6.      advertise ip 33.33.33.33 (R3 – Lo1.
7.      Command eBGP multihop diatas digunakan karena menggunakan IP interface Loopback, hop yang dilewat adalah sebanyak 2 hop, yaitu dari R2 –> R3 interface S0/0 —> R3 interface loopback 0
command ebgp-multihop default hop count nya adalah 255
8.      Selanjutnya kita verify lagi hasil konfigurasi diatas dari R2,
9.      San setelah kita lakukan sh ip route dan ping hasil nya juga succeed



BGP Next-Hop-Self
1.      Sekarang Lanjutkan verifikasi routing BGP dari R1,


2.      Dari tampilan diatas, ada prefix berjumlah 1. untuk melihat prefix tersebut dari ip berapa, commandnya sh ip bgp


3.      Ternyata benar, IP yang masuk kedalam BGP routing adalah R3, tetapi saat kita ping ke arah ip tersebut hasilnya masih, Hal ini terjadi, dikarenakan next hop ip address untuk ke network 33.33.33.33 adalah dari 3.3.3.3 (R3). untuk memperbaiki kesalahan ini, cukup menambahkan command next-hop-self pada R2.

4.      Setelah di verify lagi, ada perubahan pada next ip address menjadi 2.2.2
5.      Coba ping ke network 33.33.33.33 hasilnya,






0 comments: